Sakit kepala ga ilang-ilang, terasa nyeri-nyeri halus dan leher pun menjadi terasa kaku selama 3 (tiga) bulanan ini. Awal kejadian bermula setelah balik dari liburan di Puncak Januari awal tahun 2017. Kepala bagian kanan kening atas terasa sakit dan nyeri sekali. Seolah-olah ada yang nemplok di dalamnya, rasanya pengen diambil saja bagian yang sakit ini. Pikir-pikir lagi mungkin sakit kepala efek dari liburan di Puncak kemarin, dimana di perjalanan biasalah macet panjang dan arusnya dibuka tutup, kita juga menahan kelaparan secara maklumlah baru pertama kali itu ke Puncak dan kita benar-benar go show ngikutin petunjuk arah saja.., alhasil yang niat awalnya mau ke taman safari malah jadi terdampar keterusan sampai jauh ke atas melewati masjid Ta'awun Puncak, menahan lapar dan kedinginan juga...
Untuk meredakan sakit kepala ini akhirnya dibawa istirahat tidur dengan dibalurin minyak kayu putih dan minum air jahe dan air kunyit bergantian setiap harinya. Alhamdulillah beberapa hari kemudian sudah mulai ilang sakit kepalanya dan sudah lebih baik kondisinya. Hanya saja kalo sedang berdiam diri usai mandi sore hari, sakit kepalanya masih terasa sakit tapi nyeri-nyeri halus begitu dan terasa agak gatal di dalamnya dan ingin digaruk dah. Nyeri-nyeri halus ini hilang timbul dan kaku di leher kok malah jadi menetap. Terakhir seminggu ini mata kok malah terasa bengkak dan menjadi buram di bagian kanan ya.., alhasil kuatir malah jadi parah di bawalah ke rumah sakit umum daerah Mampang Prapatan yang dekat dengan rumah sini. Oleh recepsionist diarahkan untuk konsultasi ke dokter spesialias saraf. Kebetulan prakteknya tiap hari selasa sore dokternya..
Setelah menceritakan ke pak dokter spesialis syaraf awal bermula timbulnya sakit kepala ini dan terakhir mata yang mulai ikut-ikutan ga nyaman..., akhirnya dokter mendiagnosis bahwa sakit kepala yang diderita ini karena syaraf tegang.., dan ini tidak ada hubungannya dengan sakit mata. Untuk keluhan sakit mata diarahkan menemui dokter spesilis mata. Akhirnya oleh pak dokter spesilias syaraf, dikasih resep penghilang sakit kepala akibat syaraf tegang ini. Pak dokter bilang dosisnya rendah kok, sayang lupa untuk mengcopy resepnya..., yang jelas obatnya ternyata obat racikan macam puyer begitu dan rasanya pahit, mungkin karena generik barangkali ya.
Oh iya.., untuk tahun 2017 ini ada perubahan yang mencolok di RSUD Mampang, yaitu dokter spesialiasnya makin banyak. Dapat dilihat di foto si bawah ini.
Yang belum ada salah satunya spesialis mata ya, moga-moga ke depan disediakan juga spesialis matanya. Senang jadinya..., tinggal dekat dengan rumah sakit pemerintah dan apalagi jika dokter spesialisnya sudah makin komplit begini.
Saya sebenarnya sudah ada kartu anggota BPJS keanggotan dari November 2015 yang lalu, tapi sama sekali belum pernah dipakai karena kalo pake bpjs kan harus ke puskesmas dahulu, kebetulan puskesmasnya malah jauh dari rumah dan kadang antriannya di puskesmas panjang dan penuh. Sedangkan sebagai IRT dengan 3 anak kecil yang jadwalnya full, waktu terasa sangat berharga sekali saat ini. Setelah ditimbang-timbang mana yang lebih efektif dari segi biaya dan waktu, akhirnya langsung ke RSUD yang dekat rumah saja, saking dekatnya cukup berjalan kaki, menyeberang melewati jalan raya besar. Mau periksa-periksa dan bayar juga, menurut saya termasuk masih sangat terjangkau ya. Bandingkan jika berobat ke puskesmas faskes 1, yg jaraknya jauh dari rumah, kalo jalan kaki bisa setengah jam lebih, jadi terpaksa harus naik ojeg. Bolak-balik dah habis 30ribu. Belum lagi waktu yang kebuang 3 jam-an pas nunggu antrian di dokter umum puskesmas yang mana biasanya memiliki pasien paling banyak.
Kemarin itu untuk pendaftaran spesialis syaraf dikenakan di RSUD biaya 40ribu dan untuk resep obatnya di apotik, obatnya yang puyer ya, kena bayar 30ribu. Jadi total seluruhnya 70ribu. Pelayanannya cepat dan waktu antrinya ketika berobat juga ga lama ya, langsung ditangani oleh dokter spesialis syarafnya. Menurut saya pribadi selama biaya berobatnya masih terjangkau begini, sepertinya kartu bpjs-nya tetap disimpan saja dahulu ya, anggap tabungan kesehatan untuk masa-masa sulit atau masa tua nanti dimana sudah tidak produktif lagi mencari nafkah. Tapi tetap sih doa saya setiap hari, mohon ya Allah, sehat2 terus sekeluarga dan iuran bpjs ini dianggap sedekah kebaikan saja. Bukannya kenapa, melihat teman-teman yang sakit dirawat di rumah sakit dan walaupun berobatnya gratis ditanggung bpjs..., tetap saja saya pilih kesehatan jiwa dan raga.