Sejak dua tahun belakangan ini, ekskul pada menghilang dari sekolahan abang Doel bersaudara, yang tersisa hanya pramuka. Sebelum-sebelumnya diluar ekskul pramuka yang wajib diikuti seluruh siswa di sekolahan, ada ekskul menari, karate dan renang.
Sedih juga sih..., kenapa ekskul yang sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan kematangan emosional anak-anak ini dihilangkan ya... Apa mungkin gara-gara kepala sekolahnya yang selalu diganti ya, selama 4 tahun abang Doel bersaudara sekolah di sini, sudah ada 4x kepala sekolahnya diganti..., yang sedihnya juga kepala sekolah yang terakhir ini hanya menjabat selama 10 bulan, padahal beliau mempunyai program-program yang sangat bagus, yang disampaikan pada saat pertemuan dengan ortu murid, bagaimana caranya supaya sekolah yang dipimpin bisa berprestasi di bidang kesenian dan kebudayaan.
Sayah awalnya juga kagak paham kenapa beliau dipecat jadi kepala sekolah, tapi katanya sih bahwa ada ortu murid yang justru tidak senang dengan kepemimpinan beliau dan mengadukan lewat sms ke Pak Gubernur. Entahlah..., sepertinya sekarang seorang Pemimpin Jakarta begitu mudahnya memecat bawahannya,, hanya berdasarkan keluhan sms dari ortu murid, yang tidak jelas "kredibilitas" si ortu murid dan apa "sumbangsih" ide-ide yang telah diberikannya terhadap kemajuan lingkungan sekolah anaknya.
Saya justru punya pendapat, pendidikan sekarang tidak hanya tanggung jawab guru, tapi juga setiap orang tua murid mempunyai peranan dalam perkembangan pendidikan anak-anaknya. Jika hanya sekedar protes dan menyampaikan keburukan kepemimpinan kepala sekolah karena masalah WC bau, cara bicara penjaga sekolahnya kasar dan sekolahan yang tertutup terhadap ortu murid gara-gara gerbang sekolah dikunci dan ortu yang mengantar harus berpakaian rapi dan sopan, dan mengantar hanya boleh sampai gerbang sekolah, tidak boleh menunggu dalam lingkungan sekolah; menurut saya itulah adalah hal yang ke-ter-la-lu-an.
Seharusnya juga dicarikan solusinya jika memang "peduli" dengan pendidikan anak-anak. Jika WC bau... ya ajaklah ortu murid di kelasnya gantian untuk menyumbang pewangi kamar mandi, beli karbol atau apalah, kan karbol harganya sekitar 10ribu - 20ribuan ya... Sumbangan asalkan pada ikhlas, tiap ortu murid dalam satu kelas seribu perak - seribu perak, wangi kembali lah itu kamar mandi... Untuk bicara kasar dan tertutup menurut saya bisa dibicarakan baik-baik...
Menurut saya, pemimpin Jakarta makin lebih baik ya...,walaupun juga kelewat mengatur semuanya, sampai hal-hal yang kecil pun diaturnya, seharusnya cukup masalah administrasi sekolah dan keuangan sekolah saja. Oh iya, makin baiknya itu bayaran sekolah negeri gratis, tiis, tis, buku paket juga gratis tiis tis. Orang tua murid tinggal membeli seragam sekolah dan perlengkapan alat tulis sekolah, tapi masalah seragam ini juga ada jalan keluarnya kok. Orang tua murid yang tidak mampu bisa mengajukan KJP, syaratnya juga mudah asalkan mau meluangkan waktu untuk mengurusnya.
Memang sih awalnya capek sekali ya, mondar mandiri ngurus administrasinya..., tapi jika uang KJP-nya sudah cair, pasti ilang lah itu capeknya. Apalagi jumlahnya juga lumayan lah sangat membantu. Tapi begitulah, sebagian watak manusia..., jarang sekali yang bersyukur. Sudah dibantu masih saja kurang, malah sepertinya kalau bisa pemerintah membiayai kebutuhan hidup anak-anaknya. Beruntunglah..., orang tua murid yang kelakuannya seperti di atas jumlahnya di sekolahan abang Doel bersaudara sedikit ya, paling-paling 1-2-3 orang, tapi efek "kekacauannya" sungguh luar biasa. Positifnya sih ortu-ortu yang peduli tapi selama ini selalu cuek, sekarang mulai menunjukkan kekompakannya.
Nah.., kembali ke ekskul. Selain kepala sekolah, rotasi guru-guru juga terjadi disini, salah satunya guru olahraga. Nah sejak 1,5 bulan lalu; setiap dua minggu sekali; ekskul renang dihidupkan kembali. Ga wajib sih, bagi siswa yang mau dan yang mampu saja. Biayanya 20ribu per anak, sudah termasuk tiket masuk kolam renang, transportasi sewa bus PP (Pulang Pergi).
Berangkatnya dari sekolahan, Jadi anak-anak sudah berkumpul di sekolahan jam 07.00 pagi, toleransinya 30 menit. Untuk makan dan minum usai berenang anak-anak diwajibkan membawa masing-masing dari rumah. Nah untuk ekskul renang ini, saya perhatikan justru orang tua murid sangat antusias ya, anak-anaknya banyak juga yang diikutkan ekskul renang ini...
Berikut penampakan foto anak-anak yang ikut eskul renang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar