Sabtu, 22 Juni 2019

Poliklinik Mandiri RSUD Pasar Minggu


Menulis di waktu senggang, di kala saya merasa sendirian di tengah keramaian, hanya mencoba membuat hidup ini selalu lebih hidup.

Jumat kemarin berdua dengan abang Doel bersaudara berobat ke sini sebagai pasien umum, sebelumnya sih berobatnya ke RSUD Mampang Prapatan. Hanya saja di RSUD Mampang Prapatan poliklinik mata ga ada, jadi disarankan ke RSUD Tebet, RSUD Budi Asih dan RSUD Pasar Minggu. Nah saya kan biasa ngangkot naik bus umum atau si tije busway ya, pas dilihat-lihat rute yang paling dekat dari akses halte busway Mampang ya RSUD Pasar Minggu. Dari halte sini ambil ke arah Ragunan dan turun di halte Busway Pertanian. Cepat ya naik busway. Menyeberang jalan raya dan jalanlah kucluk-kucluk menuju RSUD. Pagi itu jarum jam menunjukkan angka 09.00. Matahari bersinar dengan cerah, cahayanya di pagi itu membuat hidup terasa lebih bersemangat, walaupun minusnya di sebelah kanan, di jalanan raya, asap knalpot kendaraan pasti juga menumpuk di udara, hahaa, tapi abaikan sajalah. Saat ini terlalu indah untuk menikmati cahaya matahari.

Sekitar 10 menit berjalan sampailah di gerbang RSUD Pasar Minggu. Yang pertama keliatan tulisan IGD, bertanya ke Security kalau daftar pasien umum dimana ya?? Secara saya kan baru pertama kali ke sini wajar dong masih awam. Diarahkan jalan lurus ke arah lobby utama, nanti daftar di sana. Sampai di lobby bertanya lagi dengan bagian Front Office pendaftaran pasien umum dimana, ehh adanya di belokan sebelah kanannya FO persis dan ternyata tanggal 17 Juni kemarin baru saja dibuka Poliklinik Mandiri untuk pasien umum. Ambil nomor antri dengan memencet tombol biru kecil dan tunggu dipanggil CS. Ada 3 nomor di depan saat itu, ga berapa lama menunggu dipanggillah nomor antrian saya, ditanya ke Poli apa dan kasih KTP untuk isi data, terakhir ditanya nama ibu dan pendidikan terakhir. Kelar langsung bayar menuju kasir di pojokan kiri atau kasir di lantai atas Poliklinik Mandiri, biayanya 55ribu sudah termasuk Pendaftaran dan Pemeriksaan.

Melangkah menuju Polimata, melewati bagian yg ada tulisan "Nurse Station", kita akan dipanggil dan dicek tensi darah melalui alat yg tangannya tinggal dimasukin begitu, kudet ya saya hehehe.., maklumlah biasa manual ditensi. Terus ditanya keluhannya apa, kelar diperiksa nurse, duduk antri menunggu dipanggil di depan ruang Optometri. Di ruang optometri, mata kita akan diperiksa 2 kali di kursi yang berbeda, yang pertama dengan alat yang ditembakan angin ke masing-masing mata sebelah kiri dan kanan. Saya mah jadi kagetan dan matanya berkedip saat anginnya menembak mata, dan di kursi yang ke dua disuruh baca jarak jauh dan juga diperiksa sesuai keluhan saya ga bisa baca jarak dekat pakai kaca minus ini, buram berbayang begitulah jadi pusing kepala. Kelar dari ruang Optometri diarahkan kembali menuju ruang polimata yang diujung seberangnya. Kembali antri menunggu dipanggil dokter mata, yang saat itu tidak mengantri. Setelah nama dipanggil masuk ke ruang dokter mata untuk kembali diperiksa dan dokter menjelaskan mengenai mata dan kacamata yang nanti akan dipakai untuk kacamata model plus minus saya ini. Model lama ada bentuk sabit kecilnya, model orangtua lah istilahnya. Sedang yang terbaru model anak muda namanya kacamata progressive dimana plus minusnya tidak terlihat. Setelah jelas bertanya-tanya, dikasih resep kacamata oleh dokternya untuk dibeli di toko kacamata. Kelar sudah. Oh iya sebelum pulang mampir ke kasir lagi bayar sepertinya untuk 2 kali pemeriksaan di ruang optometri tadi sejumlah 65ribu. Jadi jumlah keseluruhannya 120ribu, yaitu 55 ribu ditambah 65ribu.

Alhamdulillah selesai lebih cepat dibanding perkiraan saya sebelumnya. Pendapat dan kesan saya pribadi untuk pertama kali ke sini, senang ya dengan adanya Poliklinik Mandiri. Biayanya terjangkau. Apalagi kembali balik menuju rumah dari rumah sakit dengan menumpang si tije busway, saya masih bisa ke sekolahan abang Doel bersaudara sebelum jam 12.00 siang mengambil nilai hasil USBM-nya.

Oh iya..., menegaskan kembali saya berobat sebagai pasien umum bukannya karena tidak punya BPJS. Kami sekeluarga ada punya BPJS Mandiri untuk kelas 1 yang dibuatkan oleh perusahaan tempat ayah Doel Bersaudara bekerja dari awal-awal diwajibkan membuat BPJS kesehatan oleh pemerintah Pak Jokowi untuk seluruh karyawan perusahaan. Hanya saja karena anak-anak saya ada 3 masih kicik-kicik, mereka sekolah semua ditambah semua pekerjaan rumah tangga mencuci memasak menggosok dan bersih-bersih rumah serta mengasuh anak-anak dan juga ojek antar jemput sekolah anak-anak, saya semua yang mengerjakannya, jadi waktu dan tenaga saya sudah benar-benar terkuras duluan untuk sehari-harinya, jadi ketika harus ke faskes tingkat 1, jam 06.00 pagi, hanya untuk mengambil nomor antrian yang lebih muda kemudian menunggu dokternya datang atau balik ke rumah dan setelah itu balik lagi ke faskes, yang ada bertambah-tambah lelah saya jika semua dikerjakan sendirian. Kecuali jika anak-anak dan pekerjaan rumah tangga ada asisten atau saudara yang bantu-bantu jaga mungkin lebih enjoy kali ya.

Seperti biasa berikut penampakan-penampakan hasil-hasil jepretan kamera hp.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar