Minggu, 24 Juli 2016

Belanja Perkakas di Pasar Mampang

Pisau kecil yang sehari-hari dipakai didapur patah dibagian gagangnya.... manapula satu-satunya pisau yang dimiliki di rumah. Lihat-lihat perabotan yang lain sepertinya beberapa juga harus diganti, seperti ember, pel lantai karet, teko aluminium, box makan, tisu, plus stok buah-buahan. Akhirnya berangkatlah ke pasar Mampang... 

Biasanya belanja di toko yang bagian muka pasar yang pintu masuk dari parkiran. Tapi pernah ada ngobrol-ngobrol sama tukang burger keliling di rumah, pisau yg dipakainya tajam banget, tanya2 katanya ia beli di toko perabotan yang di depan tukang daging. 

Melangkahlah ke sana. Barang yang dicari ready semua disini dengan harga...

Ember cap.60L @75rb (yg 90rb bahan lebih tebal)
Teko/Cerek Aluminium d.24 8L @90rb
Pel karet lantai Nagoya @20rb
Box makan Doel @10rb


Lanjut ke tukang buah..., beli 3 macam buah-buahan..
Pir Hijau 1kg @30rb
Pepaya 1kg @10rb
Jeruk 1kg @25rb


Lanjut ke toko yang jual tisu...
Tisue Paseo 1 box @8rb
Tisue Amino 1 box @8rb
Plastik Masscot 1/2kg 1 pack @8rb

Sesampai di rumah baru juga dibersih-bersihkan embernya..., eh Doel Peang pake berendam lagi didalamnya. Ampuuuuunn dah ini bocah... 😫😩😤



Kamis, 21 Juli 2016

Akhir Kisah Memasak Sup Tulang Sapi...

Gegara ditraktir si ayah di Rumah Makan Sup Buntut Cut Nyak Meutia Menteng, yang baru tau kalo buka cabang di Jalan Bangka Raya, arah2 Kemang sana... jadi pengen makan sup buntut lagi deh. 

Kemarin pas makan disana kena charge 120ribu rupiah berdua dengan menu: sup buntut super, sup buntut bakar, nasi putih 2 nambah 2 lagi plus 2 perkedel plus teh tawar hangat. Satu porsi itu nasi + sup buntut kena 50ribu. Jika beli lagi ke sana pikir-pikir sayang uangnya, secara sayah IRT gitu loh..., kudu irit2 supaya tetap bisa tampil berkecukupan dan banyak gaya sampai akhir bulan hehehehe... 

Jika minta traktir ke si ayah anak-anak, paling-paling nunggu beliau libur. Sedangkan Sabtu Minggu ini beliau dah ada acara sama teman kantornya mau ngecek tanah di Sawangan sana, kebetulan teman kantornya tinggal di Sawangan, dan temannya cerita kalau warga kampung dekat rumahnya mau jual tanah seluas 900 meter dengan harga 160 ribu per meternya, tapi jalanan masih tanah kampung ya... Eit dah, kok malah jadi ngomongin tanah ya 😁😬 

Ya sudahlah..., akhirnya kita jalan ke pasar Mampang. Niat dari rumah tentu mau membeli buntut sapi. Tapi sampai di pasar, ternyata buntut sapinya habis..., tanya iga... iganya juga habis. Hadeuhhhh, manyun dah. Nah si Pak Haji yang jualan daging pun nawarin, katanya pakai dengkul tulang kaki sapi ini saja.

Tanyalah,, Emangnya enak Pak Haji dijadiin sup, takut aj itu jeroan.. Jawab si Pak Haji... Enggaklah Neng, ini bukan jeroan. Enak juga ini dibuat sup. Ini biasa tulangnya dijadiin buat kikil begitu. Biasanya satu kaki ini 50ribu, ya udah dikasih 40ribu saja semuanya. Mikir...mikir....mikir.... mikir, ya sudahlah coba pake dengkul tulang sapi ini saja. 

Nanya-nanya harga daging, ternyata masih mahal 130ribu satu kilonya... Kan pengin ngirit-ngirit juga ya belanjanya... Ya sudahlah setelah dipotong-potong oleh Pak Hajinya, dibungkus dan dibawa pulang ke rumah. Sampai di rumah, setelah dibersihkan dan diberi bumbu-bumbu dimasaklah itu dengkul tulang sapi untuk dijadikan sup. Masaknya dipresto. 

Sekitar satu jam menunggu, api pun dimatikan dan menunggu presto dingin. Berhubung ada acara lain siang ini diluar rumah dan segera mau jalan.., ditunggu-tungu sekitar 20 menit itu prestonya masih saja panas dan bunyi jika diangkat bagian tutup atasnya. Karena ga sabaran dibukalah paksa tutup panci prestonya, dan alhasil...air sup plus potongan-potongan kikil dari tulang dengkul sapi menyembur keluar membasahi kompor dan menyiprat kemana-mana. Udah seperti gunung merapi yang menyemburkan isi perutnya. 

Ya ampun, jadi kaget. Alhamdulillah kagak kena, coba kalau saya kenah ga kebayang dan untungnya juga air supnya sudah mulai hangat, coba kalau masih panas. Sereem dah. Cerita ke saudara, iya dikasih tau bahwa presto jika tutup bagian atasnya diangkat masih bunyi, berati tekanan uapnya didalam masih tinggi dan memang tidak boleh dibuka paksa. Maklumlah itu presto ga pernah dipakai, hanya nangkring saja dipojokan lemari, jadi mulai rada-rada lupa cara pemakaiannya. 

Sekarang sudah pahamlah dan ga akan ambil resiko lagi seperti kejadian di atas...Oh iya..., ga da foto penampakannya ya..., karena dapur benar-benar kotor berantakan oleh air sup dan isi potongan kikilnya, yang pasti ada sepertiga bagian panci barangkali ya yang muncrat keluar. Yah, beginilah akhir kisah memasak sup tulang kikil....

Selasa, 19 Juli 2016

Peta 34 Propinsi Indonesia

Bersumber dari...
http://ilmutahuiniitu.blogspot.co.id/2015/12/34-provinsi-di-indonesia-dan-ibukota.html?m=1

Untuk bahan acuan dalam mengajari Doel Bersaudara... Sepertinya setelah browsing di internet, ini lumayan simpel.

34 Provinsi di Indonesia dan Ibukota

Indonesia saat ini memiliki 34 provinsi, yang terbaru adalah Kalimantan Utara dengan ibukota Tanjung Selor, yang dibentuk pada tahun 2012.

Berikut adalah nama-nama 34 provinsi dan ibukotanya:
  1. Nanggroe Aceh Darussalam,  Ibu Kota : Banda Aceh
  2. Sumatera Utara, Ibu Kota : Medan
  3. Sumatera Bara, Ibu Kota : Padang
  4. Riau, Ibu Kota : Pekanbaru
  5. Kepulauan Riau, Ibu Kota : Tanjung Pinang
  6. Jambi, Ibu Kota : Jambi
  7. Bengkulu, Ibu Kota : Bengkulu
  8. Sumatera Selatan, Ibu Kota : Palembang
  9. Bangka Belitung, Ibu Kota : Pangkal Pinang
  10. Lampung, Ibu Kota : Bandar Lampung
  11. DKI Jakarta, Ibu Kota : Jakarta
  12. Banten, Ibu Kota : Serang
  13. Jawa Barat, Ibu Kota : Bandung
  14. Jawa Tengah, Ibu Kota : Semarang
  15. DI Yogyakarta, Ibu Kota : Yogyakarta
  16. Jawa Timur, Ibu Kota : Surabaya
  17. Bali, Ibu Kota : Denpasar
  18. Nusa Tenggara Barat, Ibu Kota : Mataram
  19. Nusa Tenggara Timur, Ibu Kota : Kupang
  20. Kalimantan Barat, Ibu Kota : Pontianak
  21. Kalimantan Tengah, Ibu Kota : Palangkaraya
  22. Kalimantan Timur, Ibu Kota : Samarinda
  23. Kalimantan Selatan, Ibu Kota : Banjarmasin
  24. Kalimantan Utara, Ibu Kota : Tanjung Selor
  25. Sulawesi Utara, Ibu Kota : Manado
  26. Gorontalo, Ibu Kota : Gorontalo
  27. Sulawesi Tengah, Ibu Kota : Palu
  28. Sulawesi Barat, Ibu Kota : Mamuju
  29. Sulawesi Selatan, Ibu Kota : Makassar
  30. Sulawesi Tenggara, Ibu Kota : Kendari
  31. Maluku, Ibu Kota : Ambon
  32. Maluku Utara, Ibu Kota : Ternate
  33. Papua, Ibu Kota : Jayapura
  34. Irian Jaya Barat, Ibu Kota : Manokwari 


Peta Indonesia 34 Provinsi



Minggu, 03 Juli 2016

Sedekah Yang Paling Utama

Iseng-iseng lagi nyari artikel tentang sedekah, eh ketemu website ini. Bagus menurut saya pencerahannya. Disalin supaya bisa ingat jika dibutuhkan.

https://konsultasisyariah.com/15174-sedekah-yang-paling-utama.html

Sedekah

Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di antara sedekah yang utama menurut Islam adalah sbb:

1.  Sedekah Sirriyyah

Sedekah sirriyyah adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sedekah ini sangat utama karena lebih mendekati ikhlas dan selamat dari sifat riya’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)
Perlu diketahui, bahwa yang utama untuk disembunyikan adalah pada sedekah kepada fakir dan miskin. Hal ini, karena ada banyak jenis sedekah yang mau tidak mau harus ditampakkan, seperti membangun masjid, membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan sedekah kepada fakir miskin adalah untuk menutupi aib saudara kita yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah dan bahwa dia orang yang tidak punya. Hal ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam berbuat ihsan kepada fakir-miskin. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji sedekah sirriyyah, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk tujuh golongan yang dinaungi Allah Subhanahu wa Ta’ala nanti pada hari kiamat.

2.  Sedekah Dalam Kondisi Sehat

Bersedekah dalam kondisi sehat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan sulit diharapkan kesembuhannya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ » .
Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3.  Sedekah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqarah: 219)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari)

4. Sedekah dengan Kemampuan Maksimal

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ الْمُقِلِّ وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1112)
Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah berkata, “Hendaknya seorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan secukupnya untuk dirinya karena khawatir terhadap fitnah fakir (kemiskinan). Sebab, boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan berinfak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Sedekah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari Abu Bakar yang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Beliau khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak utang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meskipun sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum muhajirin.”
Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua harta apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak berutang dan tidak ada orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-syarat ini tidak ada, maka bersedekah ketika itu adalah makruh.

5. Menafkahi anak-istri

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ » .
Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya.” (HR. Muslim)

6. Bersedekah Kepada Kerabat

Disebutkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha’. Ketika turun ayat:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan bahwa Bairuha’ diserahkan kepada Beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak Beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenyarankan agar ia membagikan bairuha’ kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membagikannya untuk kerabat dan keponakannya (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَ هِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ  :  صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ
Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan kepada kerabat ada dua (kebaikan); sedekah dan silaturrahim.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim, Shahihul Jami’ no. 3858)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok:
A. Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tetapi Dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (QS. Al Balad: 11-16)
B. Kerabat yang memendam permusuhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-KabirShahihul Jami’ no. 1110)

7. Bersedekah Kepada Tetangga

Dalam suratAn Nisaa’ ayat 36 disebutkan perintah berbuat baik kepada tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada Abu Dzar:
« يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ » .
Wahai Abu Dzar! Jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)

8. Bersedekah Untuk Jihad fii Sabilillah

9. Bersedekah Kepada Kawannya yang Berada di Jalan Allah

Kedua hal di atas (no. 8 dan 9) berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
« أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
Dinar yang paling utama adalah dinar yang dikeluarkan seseorang untuk menafkahi keluarganya, dinar yang dikeluarkan untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang dikeluarkan kepada kawannya di jalan Allah.” (HR. Muslim)
مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
Barang siapa mempersiapkan (membekali) orang yang berperang, maka sungguh ia telah berperang. Barang siapa yang menanggung keluarga orang yang berperang, maka sungguh ia telah berperang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Sedekah Jariyah

Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir meskipun ia sudah meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila cucu Adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan atau anak shalih yang mendo’akan (orang tua)nya.” (HR. Muslim)
Termasuk sedekah jariyah adalah waqf, pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih, menggali sumur, menanam pohon agar buahnya dapat dimanfaatkan banyak orang dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Imam as-Suyuthiy membuatkan sya’ir menyebutkan hal-hal yang bermanfaat bagi seorang sesudah meninggalnya:
اِذَا مَاتَ ابْنُ ادَمَ يَجْرِي  عَلَيْهِ مِنْ فِعَالٍ غَيْرِ عَشْرٍ
عُلُوْمٍ بَثَّهَا وَدُعَاءِ نَجْلٍ  وَغَرْسِ النَّخْلِ وَالصَّدَقَاتُ تَجْرِي
وَرَاثَةِ مُصْحَفٍ وَرِبَاطِ ثَغْرٍ   وَحَفْرِ الْبِئْرِ أَوْ إِجْرَاءِ نَهْرٍ
وَبَيْتٍ لْلْغَرِيْبِ بَنَاهُ يَأْوِى    إلِيْهِ أَوْ بِنَاءِ مَحَلِّ ذِكْرٍ
“Apabila cucu Adam Adam meninggal, maka mengalirlah kepadanya sepuluh perkara;,
Ilmu yang disebarkannya, doa anak saleh, pohon kurma yang ditanamnya serta sedekahnya yang mengalir,
Mushaf yang diwariskan dan menjaga perbatasan,
Menggali sumur, mengalirkan sungai, rumah untuk musafir yang dibangunnya atau membangun tempat ibadah.”
Ditulis oleh Ustadz Marwan bin Musa
Maraji’: Buletin An Nur (Th X No. 470 tentang srdekah yang utama) dan diberi tambahan dari kitab-kitab yang lain.
Artikel www.KonsultasiSyariah.com